Time to Review Garis Waktu, sebuah perjalanan menghapus luka. Ini adalah salah satu novel milik Fiersa Besari, seorang musisi ternama dengan karya-karyanya yang sebagian besar best seller.
Dalam Video “Membaca Garis Waktu” yang berdurasi 11 menit 2 detik ini, Bung sedikit bercerita dengan gaya musicalisasi puisi tentang garis besar dalam novel ini, indah saat bertutur, dan maknanya itu dalem banget loh. Bung seolah-olah sedang bercerita langsung didepan kita. Gimana kalian penasaran kan? Yuk kita intip ada kisah apa saja di dalam novel yang diceritakan dalam video ini.
Eiiits, tapi sebelum jauh mereview salah satu buku favoritku ini, kita kenalan dulu dong sama penulisnya ….
Mengenal Fiersa Besari
Fiersa Besari. Lelaki kelahiran Bandung tanggal 3 Maret. Lulusan sastra Inggris yang pernah membuat sebuah album musik independen berjudul “11:11” pada tahun 2012, disusul dengan album musik “Tempat Aku Pulang” pada tahun 2013, sebelum akhirnya berkelana keliling Indonesia selama tujuh bulan untuk mencari jati diri.
Sekembalinya Bung (Panggilan akrab Fiersa Besari) dipenghujung 2013, membuat ia lebih mencintai dunia tulis menulis, hal yang seharusnya sudah ia selami jauh sebelum lulus dari disiplin ilmunya : sastra. Meski sering sekali terendus aroma cinta dalam tulisan-tulisannya, namun Bung selalu menyiapkan pesen humanisme dan sosial.
“Garis Waktu” adalah ragkuman beberapa tulisannya dalam kurun waktu 2012-2016, baik yang sudah dibuat sepulang dari keliling Indonesia, maupun yang dibuat selama masa pengasingannya di berbagai tempat eksotis di negeri ini.
"Menulis adalah sebuah kegiatan untuk mengabadikan pemikiran. Dengan menulis, kita sedang mewariskan pandangan kita di hari ini untuk mereka yang hidup di masa depan. Karena itulah, meskipun hanya mengangkat hal-hal sederhana, menulis sudah menjadi kebutuhan bagiku. Berhenti menulis sama saja dengan mati sia-sia” - Fiersa Besari.
Entah sudah berapa kali aku baca buku ini, rasanya masih selalu sama berdebar-debar, dan hanyut dalam tiap kisah-kisah yang Bung ceritakan dalam tiap halamannya, ditambah lagi quotes-quotes yang dalem banget maknanya dan hampir sebagian orang di dunia ini pernah merasakan.
Review Buku
Blurb :
Fiersa Besari Penulis sekaligus musisi dengan banyak karya dan lagu-lagunya yang easy listening, menuangkan banyak kisah tak lagi melalui olah vocal tetapi juga melalui aksara. Dalam novel ini awalnya Bung Fiersa mencoba untuk mengumpulkan banyak kisah dalam hidupnya yang tercecer, mengenai perasaan-perasaannya yg dia lalui dan dia tulis diberbagai jejaring sosial, mengenai surat-surat pendeknya untuk seorang wanita yang dia cintai.
Cover
Potongan-potongan kisah yang tercecer inilah dia kumpulkan dalam sebuah novel bersampul putih berisih dengan ilustrasi gambar gantungan foto-foto yang menggambarkan isi buku yang diberi judul "Garis Waktu" Sebuah perjalanan menghapus luka. Sekaligus novel ini menadi novel perdananya sebelum lahir novel-novel lainnya yang juga menjadi best seller.
Isi Novel
Dalam novel ini Bung menjadi “Aku” tokoh pertama, yang menceritakan tentang “Kau” wanitanya, yang ia kisahkan dari April tahun pertama hingga Maret tahun kelima. Ada empat puluh sembilan surat-surat pendeknya tentang pertemuannya tanpa sengaja dengan seorang wanita, kemudian jatuh cinta, menjalin hubungan, lalu patah hati dan keikhlasannya untuk melepaskan orang yg dicintainya kemudian berakhir dengan sebuah kenangan. Duuuuh sedih banget nggak sih?
Transisi dari setiap cerita yang Bung sajikan dilengkapi dengan gambar benuansa “Black and White” simpel dan tiap gambarnya mewakili jalan ceritanya. Di akhir cerita ia selipkan quotes-quotes yang indah penuh makna ….
Karena ... Aku menyayangimu tanpa "Karena". Halaman 85.“Aku tidak tahu cara membencimu dengan baik dan benar, seperti kau tidak tahu cara menyayangiku dengan baik dan benar". Halaman 145."Pada akhirnya, jemari akan menemukan genggaman yang tepat, kepala akan menemukan bahu yg tepat, hati akan menemukan rumah yg tepat". Halaman 199.
Yang aku suka dari novel ini :
Over all aku suka novel Bung fiersa ini karena disajikan dengan pemilihan diksi yg indah dan ringan sebagai seorang penulis dan dilengkapi dengan quote-quote yg bikin orang baper, karena kisahnya "Mewakili" perasaan orang-orang yg pernah mengalami "Patah hati".
Karena menggunakan alur maju menurut aku ceritanya menjadi sedikit datar, kurang greget dan mudah ditebak endingnya, ini sih hanya sebuah penilain ada yang sepakat dan tentunya ada yang nggak sepakat juga, tapi tak jadi masalah iya kan hehehe.
Tapi yang pasti buku ini recomended banget buat kamu yang suka dengan hal-hal berbau romatis dan puitis. Untuk Review garis waktu ini aku kasih penilain 4/5. semoga ulasan ini bermanfaat buat teman-teman yang membaca.
Nah ... sebelum aku pamit mundur, kita nyanyi bareng Bung Fiersa dulu yuk, kali-kali aja bisa ngobatin kegalauan hati teman-teman semua 😀
Boleh juga quote nya yang ini "Aku tidak tahu cara membencimu dengan baik dan benar, seperti kau tidak tahu cara menyayangiku dengan baik dan benar" kok kayak pas gitu ya wkwk.. Ini buku viral juga ya sampe mo direview banyak blogger, tolong lemparin aku satu donk bung fiersa 😅
BalasHapusWow wow wowm.
BalasHapusEntah kenapa semakin ke sini buku dan sosok macam Bung Fiersa ini banyak bermunculan ya. Cara pandnag mereka memiliki ke khasan sebab menjalaninnya. Tapi bing fiersa ini lebih dekat dg anak muda
Yang pernah aku tahu dan buku serupa adalah mlik nazrulanwar. Sejenis ssih genrenya hanya saja beliau lebih gak anak muda. Dna tak bisa main musik tapi membaca karya beliau yg juga quoteion gitu bikn nyes. Apalagi yang menceritakan saatharus menajdi singleorents untuk bayinya yang baru lahir. Ikut nyesek..
Ada lagi kurniawan gunadi ini juga lebih anak muda tapi tidak setenar fiersa hihi.
Dan yg lebih lama ada dee..tahulah penulis filosofi kopi
Aku seneng nih ketemu yang seneng juga sama Fiersa Besari, hehe. Maklum, di circle pertemananku sangat jarang yang suka.
BalasHapusSemakin melejit ya bung Fiersa, terbayang bagaimana berdarah-darahnya perjuangan ia sampai di titik ini. Yang paling membuatku teramat mengidolakannya ialah lagu-lagunya merangkul, menemani dan membuat kita tak merasa sendiri pun dinasehati dengan manis.
Terima kasih mbak Junita, buat reviewnya hehe jadi konflik di Garis Waktu agak datar ya, hehe, aku tipikal yang suka racikan katanya memang. Terlalau banyak quotes nya yang diblold, duh.
duh duh... mampir ke sini malah jadi nyanyi nyanyi ini. Sukak juga sama lagunya bang Fiersa peluk untuk pelikmu eh apa yak itulh pokonya hahha
BalasHapusGaris waktu tak kan mampu menghapusmu. Aduh betapapun pahitnya kenangan masa lalu, akan ada kenangan manis yang selalu diingat pastinya. Inilah yang tak bisa dihapus dalam garis waktu. Ini menurut saya sih. Sepertinya bakalan asyik kalau langsung baca novelnya nih
BalasHapusOtomatis baca novelnya plus dengerin lagunya nih ya.. Aku baca reviewnya sambil dengerin lagunya dulu aja deh, karna gak punya novelnya.. hihiii,,
BalasHapusAh Kak Junitha, saya jadi flashback dan menggenang bersama kenangan, *bahhhh
BalasHapusKebetulan sekali saya juga suka karya-karyanya Bung Fiersa, dalem-dalem gitu maknanya. Menye-menye berkelas istilah saya :D
Wah makasih reviewnya mba, mamak anak tiga lamaaa ga baca novel..jadi kudet ini..huhuhu
BalasHapusDulu hobinya baca novel..
Skrg bacain buku anak🙈