Mengenal Bunda Dina.
Mamak Belajar Blogging? Wah terdengar sangat menarik yah, apalagi saat ini blog sudah menjadi trend dan menjadi salah satu media online yang banyak diminati saat kita berselancar di dunia maya.
Blog saat ini sudah banyak dijadikan sebagai tempat untuk mencari dan menggali berbagai informasi penting. Selain itu sudah semakin banyak pula minat dari berbagai kalangan yang sudah mulai berbagi pengalaman dan wawasannya melalui blog.
Kali ini saya akan memperkenalkan sosok Mamak teman satu perjuangan dalam komunitas yang sama. Nama lengkapnya Dina Noviandari, namun kebanyakan orang memanggilnya Bunda Dina. Lahir di Palembang, 21 November 1966. Memiliki 1 putri dan 2 putra yang telah beranjak dewasa. Untuk mengenalnya lebih jauh lagi bisa kunjungi Blog Bunda Dina
Bunda Dina Senang Menulis Sejak Duduk di Bangku SMP.
Konon sejak di bangku SMP Bunda Dina sudah senang menulis diary dan bait-bait puisi. Mencurahkan rasa karena diri merasa kesepian. Namun mamak yang satu ini walau minderan pernah menggegerkan sekolah karena ulah puisinya di majalah dinding sekolah. Dimana bait-baitnya berisi sanjungan kepada semua cewek cantik disekolah. Bunda nekad menempelkan diam-diam puisi itu di hari minggu sepulang kegiatan pramuka dan esok harinya menuai musuh dari para cowoq disekolah. Waktu itu dia menggunakan nama samara Albatros. Jahil juga ya Bunda tapi keren loh di usia remaja sudah berkarya ....
Hobinya berlanjut ke jenjang SMA, dan berhasil membuat buku puisi sendiri, hanya sayang karena pindahan rumah, buku puisi itu hilang tak berbekas. Bunda Dina Pernah juga mencoba membuat cerpen, ide itu muncul saat mendengar sepasang anak SMA di sekolah lain yang janjian bolos bimbel karena mau pacaran. Lalu Bunda mencoba mengirimkan karyanya tersebut ke majalah remaja, namun sayang ditolak karena masih minim dari cara penulisan yang baik.
Hasrat dan minat menulis tidak pernah padam, walau terbentur kesibukan. Ketika menulis laporan, surat menyurat, maupun naskah sambutan, wanita enerjik ini selalu merangkai kata dengan runtut sehingga mudah bagi siapapun yang membaca untuk memahami. Kadang dia menyelipkan bait pantun di dalamnya, benar-benar multitalenta nih Bunda 💕
Sebagai gadis yang tumbuh di dua kota besar, Bandung dan Jakarta, Bunda Dina cukup gagap budaya ketika setelah menikah mengikuti suami ke pelosok daerah di ujung pulau Sumatera. Bukan hanya nama kota itu tak ada di dalam peta, bahkan pasokan listrik pun didapat dari genset. Namun semangat untuk membuktikan aku bisa, membuatnya tidak pernah mengeluh.
Tangisan Bunda Dina pertama kali adalah ketika dia bingung mau masak apa setelah dua bulan pernikahan. Sampai-sampai suaminya bingung dan bertanya mengapa? Rupanya, Bunda rindu kampung halaman dan rindu masakan disana. Akhirnya dengan berbekal resep yang dikirim mama tersayang, mulailah dia berkreasi menyesuaikan situasi.
Sejak itu Bunda senang mengumpulkan resep. Namun uniknya, resep dan hasil masakannya selalu berbeda. Ya … dia senang menciptakan sendiri masakan sesuai seleranya, resep yang dilihat hanya dijadikan sumber inspirasi. Rupanya suami dan belakangan anak-anaknya merasa cocok, yang membuatnya ingin membukukan semua catatan masakan itu dengan harapan bisa digunakan anak dan cucunya kelak bila rindu makanan yang sama.
Wanita itu juga sadar, bahwa perkembangan dunia sudah semakin canggih. Lambat laun Mamak belajar blogging walau ketika itu sumberdayanya sangat terbatas ditambah kesibukan, membuatnya bolak balik tutup buka dengan blog yang dibuat. Sekarang, entahlah dimana blog-blog lama itu berada.
Bunda Dina dan suami adalah pasangan yang suka travelling, terutama terkait ke alam. Sejak anak-anaknya masih kecil, mereka sering bepergian secara swadaya. Mulai dari Pulau Rambut di kepulauan seribu hingga ke negeri Sakura. Dan akhirnya mendarat di Pulau Weh Aceh, mendirikan area wisata Outbond sendiri sebagai sarana rekreasi alam. Wah, mereka membuat Flying Fox pertama di Sabang lho. Katanya, nanti Bunda akan membuat cerita tentang itu … wah, tidak sabar menunggu nih Bun.
Selain hobi jalan-jalan, mereka sekeluarga juga suka kuliner. Berusaha menemukan makanan khas di setiap tujuan dan memberi review walau sebagian masih di google.
Nah … itulah salah satu yang menjadi penyesalan Bunda kenapa baru sekarang kenal dengan Blogspedia, baru punya ilmu untuk membuat blog dengan benar dikala semua catatan perjalanan sudah berlalu. Bunda bakal kerja keras nih menggali cerita lama dan mengisahkannya Kembali di blog Meja Dapur.
Blognya Bunda Dina
Mengapa “Meja Dapur” Menjadi Judul Dalam Pembuatan Blog?
Umumnya di setiap dapur ada meja, entah untuk meracik bumbu, menyiangi sayur, meletakkan belanjaan atau untuk menghidangkan lauk bagi keluarga tercinta. Sebagai seorang ibu rumah tangga, Bunda banyak menghabiskan waktu di dapur apalagi setelah anak-anaknya beranjak dewasa bahkan ketika mereka sekolah diluar kota. Meja dapur beralih fungsi menjadi tempat bunda menuangkan inspirasi atau gagasan yang selama ini tertunda.
Jujur saat saya mendengar cerita ini seolah-olah melihat masa depan sendiri ketika nanti anak-anak sudah tumbuh dewasa, dan saya harus tetap produktif, meja dapur bisa menjadi tempat paling menyenangkan untuk mengolah makanan kesukaan anak-anak sebagai pengobat rindu atau beralih fungsi ntuk menyalurkan hobi menulis saya 😊
Saat ini bersama laptop kesayangannya, Bunda Dina mulai menata ulang aktifitasnya salah satunya lebih fokus menulis di blog. Tujuannya tetap seperti semula, untuk memberikan bekal wawasan dan informasi yang berguna bagi anak cucunya kelak. Sekaligus sebagai album kenangan napak tilas perjalanan hidup yang pernah dia lalui.
Apa Saja Yang Ada di Meja Dapur?
- Tips Masakan.
- Parenting.
- Harmonisasi Rumah Tangga.
- Traveling dan Kuliner .
- Do’a dan Syariah.
Cita-cita sederhana Bunda Dina untuk memiliki blog impiannya itu kini mulai berjalan di track yang tepat ketika mendapat kesempatan belajar di Blogspedia bersama Coach Marita Ningtyas,
Menurut Bunda Dina walau otak sudah lambat menyerap ditambah lagi canggihnya tekhnologi, namun Bunda pantang menyerah untuk belajar dan lebih serius lagi menjadi seorang profesional blogging.
Wah … Saya suka banget nih dengan kalimat terakhir dari bunda Dina. Semoga kita bisa finish bareng-bareng ya Bun … menebar manfaat lebih banyak lagi melalui tulisan, dan mewariskannya untuk anak cucu kita kelak. Aamiin.
Terima kasih sudah sudi bercerita tentang Bunda 😍. Semoga kita sama sama mencapai garis finish. Begitupun teman seangkatan lainnya
BalasHapusSama² bunda, mom inspiring dan mod boster buat aku niih ❤️
HapusBunda Dina idola saya juga tu ��
HapusMasya Allah.. awal buka postingan ini langsung tertarik dg foto yang terpampang di atas. Unik.
BalasHapusEh ternyata sosok yang akan diulas emang khas. Salim sama bunda dina. Duh, aku kok jadi ketampol-tampol ya.
Bunda Dina yang begitu semangat harusnya yang muda gak boleh kalah semangat ya.
Ulasan filosofinya dari meja dapurnya asyik mbak. Aku menikmati..
Betul mbak, jangan sampai kita yang muda kalah semangatnya nih 😀
HapusMasha Allah. Aku terinspirasi daei Bunda Dina akan semangatnya yang terus konsisten. Ini bunda pembelajar sejati. Nggak terbatas apapun ttp bisa mengikuti teknologi. Sehat terus bunda. Makin semangat baca soso bunda :)
BalasHapusSetuju mbak, saya jg menungu karya² lainnya dr bunda dina
HapusMasyaa Allah Bunda Dina aku salut bangett di usia sekian masih menyempatkan belajar ngeblog. Jadi tambah semangat nih aku. Makasih ya mbak udah nulis profilnya Bunda Dina.
BalasHapusSama² mbak, bunda dina itu semangat dan aktih l bgt loooh, cocok bgt punya blog yg mampu menjadi tempat beliau berkarya
HapusMasyaAllah bunda Dina keren bangeeeett. Jd menggugah semangatku belajar blogging lagi nih. Masa kalah semangatnya sama Bunda Dina..
BalasHapusMb Junitha juga keren bgt nih, pasangan yg mantul ini mah dr segi skill. Ajarin aku plis mb hehe
Pasangan mamak² yang lg semangat belajarnya nih mbak.
HapusPembelajar bgt ya, diusia yg tak lagi muda ttp semangat buat nulis. Boleh nih kpn² mampir buat nyontek resep masakan bunda Dina. TFS
BalasHapusBetul, kita yang mudaan jangan sampai kalah 😂
HapusWaduh auto visit blog nya bunda dina nih. Pasti banyak punya banyak signature dish.. mantap bunda dina. Izin recook ya bund..
BalasHapusDitambah lagi bunda dina punya cotage wow bisa kulineran sekalian me time hehhe
HapusYa ampun, cerita bunda berwar-warni sekali di sini. Dari mulai anak kota besar yang ikut tinggal di pelosok sumatra, masalah nempelin cerita/puisi di mading, masak-masak, dan semuanya yang diulas di sini.
BalasHapusJadi makin kenal dengan bunda Dina dan #mejadapurbunda , uh bertalenta nih bunda, sejak dulu. Iya, insyaa Allah satu persatu terwujud ya, bund, hal-hal yang sempat tertunda.
Tak ada kata terlambat ☆ Sukses buat mbak Junita dan bunda (mamak)